Saturday, January 22, 2011

Puisi : Kuekuatsu

Kuekuatsu

Moon…
Why?
Why are you so pretty?
And why?
Why do you make me so lonely, yet so calm every time I see you?

Moon…
You are so beautiful,
So beautiful that makes you the queen of the night.
While me…
Who am I?
I’m just one lowlife in the universe.

Say, Moon…
Have we ever connected before?
Am I Kuekuatsu, your former lover?
Kuekuatsu, you former lover that got tricked and trapped in this world?
Kuekuatsu…
Wolverine…

~swt”~
----------------------------------------------------------------------------------------
PS : Maaf kalau tulisannya susah dibaca, lagi rada mellow, jadi pengen tulisan yg lebih 'high class', dan sialnya, semua tulisan yang 'high class' bagiku adalah tulisan2 yang susah dibaca. Tapi, tulisan(font)nya itu cukup indah koq menurutku.
Yes, I'm the artistic one. :)

Sunday, January 16, 2011

Cerpen : Makna Cinta

~ Makna Cinta ~     

         Alkisah, hiduplah seorang dewa bernama Freyjadour, murid dari Dewa Ilmu Pengetahuan, Ganesha. Sebagai murid dari Dewa Ilmu Pengetahuan, Freyjadour mengetahui hampir semua pengetahuan di dunia, dan di antara sedikit pengetahuan yang belum diketahuinya adalah pengetahuan tentang cinta. 
            Bagaimana rasanya cinta? Bagaimana cinta bisa datang? Bagaimana rasanya ketika dipaksa meninggalkan cinta?
            Pertanyaan-pertanyaan itu selalu muncul dan mengganggunya. Hingga pada suatu hari, ketika dia tidak dapat lagi menahan rasa penasarannya, dia memutuskan untuk menanyai gurunya, Sang Dewa Ilmu Pengetahuan.
            “Tidakkah hal itu tertulis dalam buku-buku yang telah kuberikan padamu?” Gurunya balas bertanya ketika Freyjadour menanyakan hal itu kepadanya.
            “Ada, Guru,” jawab Freyjadour. “Akan tetapi, walaupun aku mengerti arti kata cinta, tetap saja aku tidak bisa memahaminya, Guru. Hal ini benar-benar menggangguku. Dan aku takut aku tidak bisa menjelaskan tentang cinta dengan jika suatu saat nanti ada yang menanyaiku mengenai cinta, dan tentunya hal itu juga akan mencoreng nama baik Guru sebagai Dewa Ilmu Pengetahuan,” lanjutnya dengan wajah murung.
            “Muridku,” kata gurunya terharu, “Mengapa tidak kau tanyakan hal itu langsung kepada pakarnya, Sang Dewi Cinta yang penuh pesona? Karena aku yakin di dunia ini tidak akan bisa menjelaskan makna cinta sebaik Dewi Cinta, bahkan Dewa Ilmu Pengetahuan sekalipun.”
            “Baiklah, Guru,” jawab Freyjadour. “Mohon Guru mengizinkanku untuk pergi menanyakannya kepada Dewi Cinta sekarang juga.”
            Maka pergilah Freyjadour ke tempat Dewi Amora, Sang Dewi Cinta untuk memahami misteri cinta. Tapi, saat penjelasan Sang Dewi Cinta tidak bisa memuaskan rasa penasarannya, dia berkata dengan sedih,
            “Bahkan penjelasan dari Dewi Cinta sekalipun tidak bisa membuatku memahami cinta. Bagaimana aku bisa kembali kepada Guru dengan membawa aib sebesar ini?”
            Mendengar itu, Dewi Cinta merasa sangat terhina, sehingga dia berkata, “Dewa muda, lancang sekali kau berkata begitu di hadapan Dewi Cinta? Kau ingin memahami tentang cinta? Baiklah, akan kukirim kau ke dunia manusia untuk mencari makna cinta selama setahun. Pada akhir masa itu, bawalah orang yang membuatmu memahami arti kata cinta ke sini, dan akan kubuat kalian hidup berbahagia selamanya sebagai sepasang dewa-dewi.
           “Tapi,” lanjutnya sambil tersenyum sinis, “Jika pada akhir satu tahun itu kau tidak membawa orang itu ke sini, kau harus menghabiskan sisa hidupmu di neraka terdalam karena kebodohanmu yang telah membuat aku sebagai Dewi Cinta dan gurumu sebagai Dewa Ilmu Pengetahuan malu.”
           Dan dengan itu, dewi cinta mengibaskan tangannya, membuat Freyjadour menghilang dari hadapannya dan jatuh ke dunia manusia.
           
“Cinta… Bisa dirasakan, tapi tak bisa dijelaskan.”

            Freyjadour membuka mata dengan bingung. Di sekitarnya ada kesibukan yang tidak dimengertinya. Lalu, tiba-tiba ada yang berteriak dengan keras, sangat dekat di telinganya.
            “Bu, dia sudah sadar!” teriak suara itu.
            “Hah, dia sudah sadar?” sahut sebuah suara lain yang lebih lembut dari suatu tempat, dan Freyjadour melihat seorang wanita setengah baya bergegas mendekatinya dari seberang ruangan ketika dia membuka pintu ruangan tempat Freyjadour berada.
            Freyjadour memandang sekelilingnya dengan kalut, karena dia tidak tahu dia sedang berada di mana, dan apa yang telah terjadi dengannya. Yang terakhir diingatnya adalah kata-kata Dewi Cinta mengenai waktu satu tahun baginya untuk memahami makna cinta di dunia manusia, dan tiba-tiba saja dia sudah ada di sini dengan sesuatu entah apa yang terus mengganggu seluruh tubuhnya.
            “A-apa yang terjadi? Di mana aku?” tanyanya dengan kalut, entah kepada siapa.
            “Kami menemukanmu di gunung dalam keadaan luka parah beberapa hari yang lalu,” jawab suara di dekat telinganya. Freyjadour melihat ke sampingnya dan melihat bahwa pemilik suara itu adalah seorang wanita muda dengan pakaian sederhana yang sepertinya orang yang sama dengan yang orang yang tadi berteriak. “Dan kau sekarang ada di Desa Cinta.”
            “Aku-di gunung-luka parah?” kata Freyjadour, masih tidak mengerti sambil melihat keadaan tubuhnya. Dan benar saja, sekujur tubuhnya penuh balutan-balutan dengan noda merah, dan disadarinya sesuatu yang sejak tadi mengganggunya yang ternyata adalah rasa sakit.
            Apakah ini berarti aku ada di dunia manusia? pikirnya.
            “Mungkin kau diserang perampok saat kau sedang sendirian di gunung,” sahut wanita paruh baya yang tadi dilihat Freyjadour. “Berbahaya sekali pergi ke gunung sendirian, kau tahu?”
            “Apakah kau tidak ingat apa-apa mengenai hal itu?” tanya wanita muda tadi.
            “Aku…” sahut Freyjadour bingung mau menjawab apa. “Aku…”
            “Mungkin ingatannya terganggu karena luka di kepalanya, Aira,” kata wanita paruh baya itu kepada wanita muda yang ternyata bernama Aira itu. “Tidak apa-apa, Nak,” katanya kepada Freyjadour, “Kalau kau tidak bisa mengingat apa-apa, kau boleh tinggal di sini sampai ingatanmu kembali.”
            “Lalu, apakah kau bisa mengingat namamu sendiri?” tanya Aira tak mau menyerah.
            “F-Frey,” jawab Freyjadour kikuk.
            “Aku Aira,” sahut Aira sambil mengulurkan tangannya. “Dan itu ibuku, Aeris” lanjutnya sambil menunjuk wanita paruh baya tadi, yang telah pergi. “Kami hanya tinggal berdua di sini, tapi sekarang bertiga denganmu,” lanjutnya sambil tersenyum ramah.

“Cinta… Bisa muncul di mana saja, kapan saja, dan kepada siapa saja.”

            Selama setahun berikutnya, Freyjadour tinggal dan membantu Aira dan ibunya yang hidup dari hasil kebun mereka sendiri. Dan dalam waktu itu, Aira dan ibunya telah membuatnya memahami cinta sedikit demi sedikit.
            Freyjadour juga diberi tahu Aira bahwa ayahnya meninggal di tebing di gunung, dekat sekali dengan tempat dia menemukan Freyjadour. Lewat Aira jugalah Freyjadour mengetahui bahwa asal nama Desa Cinta yang berupa sebuah pulau kecil dengan sebuah gunung di salah satu sisinya itu adalah dari legenda mereka yang mengatakan bahwa tepat pada titik desa mereka beradalah Adam dan Hawa merasakan cinta mereka untuk pertama kalinya.
            Dan dalam waktu satu tahun itu, Freyjadour juga menyadari bahwa keadaan ibu Aira melemah sedikit demi sedikit. Dia tidak lagi selincah dan sekuat saat Freyjadour pertama membuka mata dulu.
            Pada hari terakhir masa satu tahunnya, Freyjadour memberi tahu ibu Aira bahwa dia ingin mengunjungi tempat Aira menemukannya di gunung satu tahun yang lalu, dan bahwa Aira akan menemaninya ke situ, karena dia sudah memutuskan bahwa walaupun dia masih belum benar-benar memahami cinta, tapi Aira sudah membantunya sampai pada titik pemahamannya mengenai cinta pada saat itu, sehingga dia berniat membawa Aira kembali ke alam dewa sebagai pasangannya.
            Sudah menjelang tengah malam saat ibu Aira datang mencari mereka di tebing tempat ayah Aira meninggal, sementara Freyjadour dan Aira bersembunyi di antara semak-semak di dekat situ, menikmati keindahan malam itu.
            Pada saat mendengar suara ibunya yang panik, Aira segera bergegas keluar dari semak-semak, tapi gerakannya ditahan oleh Freyjadour yang memeluk dan menahannya di tanah agar dia tidak bisa berdiri.
            Mengapa? pikir Aira. Sebenarnya dia ingin meneriakkan pertanyaan itu, tapi entah mengapa, dia tidak bisa berbicara sama sekali.
            Aku tidak bisa mengatakannya sekarang, jawab Freyjadour dalam kepala Aira.
            LEPASKAN! bentak Aira dalam pikirannya sementara ibunya mulai histeris di tempat yang diketahuinya adalah tempat mereka menemukan jejak kaki ayahnya yang tergelincir dulu. SEKARANG!
            Aku tidak bisa, Aira, jawab Freyjadour.
            Tidak bisa? pikir Aira histeris. Demi Adam dan Hawa, Frey, dia ibuku!
            Aku tidak bisa, Aira, sebentar lagi hari akan berganti, pikir Freyjadour, memohon.
            Apa maksudmu? pikir Aira lagi, sementara dia berusaha sekuat tenaga membebaskan diri dari pelukan Freyjadour.
Kau harus memilih, Aira, aku atau ibumu, pikir Freyjadour. Karena jika kau memilih ibumu, kau tidak akan pernah melihatku lagi setelah hari berganti.
Jangan bercanda, Frey! bentak Aira. Tidakkah kau mendengar ratapan ibuku? Tahukah kau bagaimana rasanya tidak menemukan anakmu di tebing tempat suamimu meninggal?
            Freyjadour bisa mendengarnya, juga bisa membayangkan perasaan ibu Aira, tapi dia juga bisa merasakan panasnya api neraka terdalam dalam kepalanya sementara pergantian hari semakin dekat. Dan dia menjadi bimbang, apakah dia harus melepaskan Aira dan merasakan panasnya api neraka terdalam?
            Seluruh tubuhnya menggigil ketakukan membayangkannya. Pada saat itu, Aira memohon dalam kepalanya sementara air matanya mengalir seperti sungai yang deras, Kumohon, Frey, ibuku membutuhkanku…
            Dan pada saat itulah akhirnya Freyjadour memutuskan. Dia melepaskan pelukannya pada pinggang Aira. Dan sementara Aira pergi menemui ibunya tanpa melihat kepadanya lagi, Freyjadour merasakan panas tak tertahankan yang dia tahu adalah panas api neraka terdalam.
            Ternyata, inilah cinta,  pikir Freyjadour, akhirnya memahami cinta sepenuhnya pada saat dunia mulai menyala oleh api dalam pandangannya, dan panas yang tadinya sudah tidak tertahankan dirasakannya semakin panas.           
            Dan tiba-tiba saja, panas itu menghilang.
“Selamat, Dewa Muda. Kau telah berhasil melewati ujianmu,” kata sebuah suara yang samar-samar dikenali Freyjadour.
“Kau membuat gurumu bangga, Muridku!” seru suara lain saat Freyjadour membuka matanya, dan yang dilihatnya adalah sekelebat bayangan yang tiba-tiba menabraknya dan memeluknya begitu kuat.
 “G-guru?” kata Freyjadour setelah sembuh dari rasa terkejutnya. “Mengapa Guru bisa ada di sini?”
Dan baru saat itulah Freyjadour sadar di mana dia berada. Tak lain dan tak bukan tempat yang telah ditinggalkannya selama satu tahun, Alam Dewa.
 “Mengapa aku bisa ada di sini, Guru? Dan ujian apa yang tadi dikatakan oleh Dewi Amora?”
“Kau ada di sini karena kau telah berhasil menyelesaikan Ujian Dewamu, Muridku. Mulai detik ini kau, Muridku, yang akan menjadi Dewa Ilmu Pengetahuan menggantikanku,” jawab Dewa Ganesha. Dan saat dilihatnya muridnya berniat bertanya lagi, dia melanjutkan, “Apakah ada yang lebih pantas menjadi Dewa Ilmu Pengetahuan selain Dewa yang telah memahami tentang cinta? Lagipula, aku dan Amora sudah terlalu lama menjadi Dewa Pemimpin. Sudah saatnya kami turun ke bumi dan mempelajari apa yang belum kami ketahui.”
Sambil mengatakan itu, Dewa Ganesha tersenyum penuh arti dan mengulurkan tangan kepada Dewi Amora yang menyambutnya sambil melontarkan senyum penuh arti yang sama kepada Dewa Ganesha. Melihat ini, Freyjadour menyadari satu hal, tapi sebelum dia mengungkapkannya, dia menyadari hal lain yang lebih penting.
 “Guru, apakah itu berarti aku dan Aira… Maksudku, apakah itu berarti Aira..,” kata Freyjadour tak beraturan.
 “Tenang Dewa Muda,” sahut Dewi Amora. “Dewi Cinta yang baru sudah ada di sini,” katanya sambil melambaikan tangannya ke arah rumahnya.
Dan dari dalam rumah Dewi Amora, keluarlah Aira, lebih menawan dari biasanya karena busana Dewi yang dipakainya, bersama ibunya yang terlihat jauh lebih muda dan sehat. Mereka berdua tersenyum kepada Freyjadour.
 “Nah, karena tugas kami sudah selesai dan kalian telah bertemu, sudah saatnya kami pergi.” Suara Dewa Ganesha memecah keheningan yang terjadi. Dan sambil berpegangan tangan, mereka berdua berjalan pergi dengan perlahan, dan kemudian menghilang begitu saja.
Melihat ini, Freyjadour sadar akan tanggung jawab yang telah diserahkan kepadanya dan Aira ,dan bahwa dia tak akan bisa bertemu dengan gurunya dan Dewi Cinta untuk waktu yang sangat lama, tapi dia sama sekali tak bisa memikirkannya saat itu, karena  seluruh perhatiannya tercurahkan kepada Dewi Cinta yang baru dan ibunya.
Saat berjalan mendekati Aira dan ibunya, Freyjadour menyadari seseorang yang juga melakukan hal yang sama dengannya, agak jauh di sebelah kanannya. Seseorang yang tidak dikenalnya sama sekali, tapi juga sangat dikenalnya karena cerita-cerita Aira dan ibunya, serta dari beberapa foto yang dipajang di sekitar rumah mereka. Dialah ayah Aira.
Maka dimulailah tahun-tahun penuh tugas sebagai Dewa Pemimpin yang baru bagi Freyjadour, tapi dia tidak pernah mengeluh sama sekali. Karena bersama tugas-tugas itu, kekasih hatinya telah datang padanya, juga keluarga yang akan selalu bersamanya, yang akan selalu membuatnya menemukan bagian-bagian baru dari cinta.

“Untuk mencintai adalah untuk berkorban.”

~swt”~